Sabtu, 18 Januari 2014

BIOGRAPHY OF LEGEND

Mengingat janji saya di postingan sebelumnya. Enjoy !




MALAM JUM'AT,
05-02-98
Adzan Isya' berkumandang, malam menjelang. Lafald-lafald ayat suci Al-Qur'an terdengar di setiap sudut-sudut desa, beriringan mantra-mantra para dukun di belahan desa lain. Sebuah angkutan kota melaju kencang  keluar dari jurusannya.
Angkutan biru itu menumpangi seorang wanita yang membawa nyawa di perutnya. Dengan teriak-teriak wanita itu dilarikan ke rumah sakit umum tengah kota. Yah wanita itu mama saya. Seketika lorong rumah sakit berubah jadi pasar burung. Semuanya mempersilahkan mama saya lewat lebih dulu. Bener-bener princess abis.

Malam itu aku lahir, legenda baru telah lahir. Anugerah Tuhan yang dapat mengubah teriakan menjadi senyuman, kesakitan menjadi kebaikan, kegelisahan menjadi kebahagiaan.. Pemborong popok bayi telah lahir.


cucu mana cucu


Ruwaida Ahmad, wanita berdarah Bima, Nusa Tenggara Barat sepakat bersama Agus Suyatno, laki-laki kelahiran Mataram memberikan nama buah hatinya yang ke-empat itu (saya) Lukman Arrahim. Satu-satunya manusia yang lahir di Jawa dalam keluarga itu. Lahir uda jadi Arek Malang. Lahir aja uda gaul.

Kedua kakak saya (cowok dan cewek) lahir di Bima kampung halaman mama, sementara anak ketiga telah lebih dulu gugur ketika dalam kandungan.

Sebagai anak bungsu, aku merasa hina seperti babu disuruh ini itu sama kakak-kakak saya. Mungkin mereka tidak terima dengan kenyataan bahwa anak terakhir emang biasannya paling cakep. Hehe.
Kalau dari nama uda jelas saya Muslim dan saya bukan terroris. Lukman sama Arrahim aja sering disebut di Al-Qur'an. Uda terkenal dari dulu rupannya. 

Sementara tempat tinggal sendiri, selama ini aku hidup dan tumbuh di bangunan yang disebut rumah, yang berdiri di sebelah kuburan persis. Terletak di Jalan Bunga Srigading Dalam Nomer 1, RT 7 RW 2 Kel. Jatimulyo Kec. Lowokwaru Kota Malang. Biasanya buat mempersingkat, kata 'bunga' nya diilangin. Jadi banyak orang taunya Jln. Srigading dalam ajah.  Konon katanya, bapakku beli ini rumah pas aku lahir, jadi 1998 aku lahir bapakku beli ini rumah. Duh, emang bawa rezeki banget saya ini. Huehuehue. 

Suramnya, masa-masa bayi ku di rumah ini katanya nangis melulu, sakit melulu. Digangguin kek apa kek, tau dah. Akhirnya pindah ke rumah kecil di desa salah satu kabupaten di Malang yang juga sempet di beli sama bapakku. 1 hal yang sama dari kedua rumahku: sama-sama deket kali, alias sungai. Tapi kudu tau aja, aku nggak terlahir di keluarga yang berkehidupan ekonominya menengah atas tapi bukan juga menengah bawah. Keluarga aku biasa-biasa aja, alias pas-pas an. Kenapa bisa beli 2 rumah ? itu tadi, rumahnya deket kuburan, orang yang punya dulu nge-jual murah, dibelilah dengan murah. Gitu. Makannya aku sering ngemilin jajan temen. ha ha hah -__-

Beberapa tahun sekeluarga tinggal dulu di itu rumah, baru setelah menjelang umurku yang sudah saatnya jadi anak TK, kita kembali ke rumah lama dan Alhamdulillah gak ada gangguan lagi semenjak aku nemu ular kecil yang ukurannya se-tali sepatu dan aku bener-bener ngira kalo itu tali sepatu sampek tak pegang-pegang bro karena warnanya yang colourfull aku gak sadar. Akhirnya tali sepatu-kece-yang-ternyata-ular itu dibuang ke kuburan sebelah rumah sama mas. 
Sementara rumah di desa itu nggak tau nasibnya. Kata bapak sih dikontrakkin. Dan parahnya pernah ada rumor orang yang ngontrak di sana miara setan. Buset daahh.

Oke, lanjut.

Tahun 2002, sama ortu aku dimasukin taman kanak-kanak Laboratorium UM Malang. 2 tahun selanjutnya aku lulus dengan mulus.
 
Belum kenal dosa
Pendidikan aku lanjut sekolah di sekolah dasar yang deket rumah juga deket sama TK. Nama SD nya sudah tidak asing lagi. Bener, SD Laboratorium UM Malang. Padahal uda nyoba daftar di MIN, tapi iman lemah dan ditolak dengan bijak.

Selama SD prestasi akademik aku bisa dibilang bagus pada 3-4 tahun pertama. Sampai sempet direkomendasiin jadi siswa akselerasi bersama (lupa berapa) siswa lainnya. Kalo nggak salah itu system akselerasi SD pertama di sekolahku, kalo gak salah sih. Kemudian semuanya berubah ketika aku mengenal fesbuk dan Point Blank. 
Karena waktu itu badan juga pas sakit-sakitan, aku memutuskan untuk mundur dari akselerasi, dan sampek sekarang masih sangat bersyukur aku dulu mengambil keputusan itu. 
Walau akhirnya aku terjebak dalam angkatan percobaan, tapi gapapa, angkatan ku keren-keren, gaul-gaul.

Akhirnya dengan normal aku menghabiskan masa anak-anak ku di SD selama 6 tahun dan melepaskan diri dari SD tahun 2010 dengan nilai UN yang apa adanya. Bersyukur nilai UN ku masih layak huni di SMPN 13 Malang.
Di SMP aku mulai mencari jati diri, weleh. Mulai mencari-cari bakat dalam diri ku yang keceng ini. Nyanyi? ngomong aja fales. Sepak bola, malah kenak sepak, paski? jalan di tempat aja masih remidi. Akhirnya saya galau, saya coret-coret meja.

Kelas dua SMP biar kelihatan aktif di sekolah, aku gabung eskul KIR (sedap). Bukannya penelitian macem-macem tapi malah disuruh wakilin ikut lomba nggambar di SMA 8 Malang. Well, dapet juara 2. Lumayan nominal hadiahnya bisa buat jajan-jajan. Lumayan juga bisa nampang di depan lapangan pas upacara. 

Sudah jelas siapa yang paling ganteng


Naik kelas tiga uda gak pernah lagi yang namanya kumpul-kumpul eskul itu. Tapi bak orang penting. Guru fisika ku dulu kelas 2 yang nawarin lomba di SMA 8 kembali mencari-cari ku sambil celingukan depan kelas. "Kamu ikut lomba lagi ya, kali ini gambar karikatur!" (FYI, pas kelas dua itu gambar komik). "Tapi bu..." 
"gausah tapi tapi an, hadiahnya lumayan."
"kapan dimulai bu?" X))

Hari pengumuman tiba, aku dipanggil ke ruang guru. Diberilah amplop berisi money, dan juara 3 saya terima. Kebetulan yang ngadain Universitas Brawijaya se-provinsi gitu. Maju lagi saya ke depan lapangan. Fotonya gapunya T.T

2013 lulus dari SMP 13. Perasaan jelas ada sedih, tapi ya paling nggak aku pernah nyumbangin dua piala atas nama ini sekolah. *nyengir


Gantungan leher sekolah mana coba itu ? -_____-

Sekarang Januari 2014. 7 bulan kira-kira setelah diwisudahi. Masih jadi anak baru yang biasa-biasa aja. Seenggaknya uda ngerasain serunya jadi anggota eskul jurnalistik SMA 8 Malang (Bravo). Salah satunya detcon 2K13 di Pakuwon cuih. Jadi gitu kira-kira riwayat pendidikan aku.

Btw, golongan darahku aku gak ngerti. Tapi kalo kalian mau ngirim bakso, rendang, pizza, burger, yang enak-enak bisa di alamat rumah saya tadi. Terus cita-cita sendiri masih ngarep sesuai passion saya sendiri. Kayak arsitek, desainner atau apa yang ada gambar-gambarnya gitu lah. Tapi payahnya saya belum bisa pake digital gitu kalo nggambar. 
Lanjut SMA sih harapan buesar bisa sekolah di Bandung. ITB Ya Allah. Amin. 

And for the end of this post...
Saat-saat ini






  



7 komentar: