Selasa, 27 Oktober 2015

Cerita Kerajaan Naga


Mereka adalah makhluk yang sangat sulit dimengerti
Tapi mereka mudah untuk mengerti
Kerajaan mereka adalah tempat tinggal terindah untuk mati
Karena tidak pernah ada api yang mati


Saat itu jumlah manusia tidak terlalu banyak, tapi semunya tersebar, rata
Dan Ratu Naga yang perkasa mengutus satu naga untuk setiap wilayah
Demi matahari dan kehangatannya, itu adalah tindakan paling mulia

Para naga penjaga, yang mendiami suatu wilayah akan kembali ke sarang tiap tahunnya. Saat musim kawin tiba
 Lalu naga yang lebih muda akan menggantikan tugas naga sebelumnya
Begitu seterusnya, sampai sesuatu yang aneh terjadi
3 naga yang diutus berturut menjaga wilayah yang sama hingga di tahun ke-4, tidak ada yang pernah kembali lagi ke sarang

Wilayah tersebut adalah wilayah ter-selatan belahan bumi, wilayah terdingin dengan salju dan es yang nyaris abadi

Awalnya Ratu Naga hanya menganggap naga-naga tersebut sedang tersasar karena jaraknya yang memang terjauh dari sarang. Di tahun kedua-pun Ratu Naga masih mengirim naga pengganti, tidak ingin ada perasaan aneh yang menggerogoti hatinya
Begitu juga di tahun ke-tiga, Ratu Naga masih menjaga ke-kukuh-an prasangka baiknya
Namun hingga tahun ke-empat-pun, kabar yang ia nanti-nanti belum juga tercium asapnya. Baginya ini sudah keterlaluan, ini sudah melewati kesabarannya

Tuan Putri bahkan sudah berulangkali meminta izin ke Ratu untuk mengutusnya ke Selatan
Tapi Ratu tak akan mengizinkan satu-satunya permata dalam hidupnya mengambil tugas tersebut

Sore hari tepat sebelum matahari tenggelam, tepat sebelum Ratu sendiri yang bertindak menuju Selatan, seorang pemuda telah lebih dulu menghadapnya. 
Pemuda yang diutus oleh wilayah Selatan
 Jawaban yang telah lama ia nanti kini berada tepat di hadapannya

Penampilan pemuda itu sangat berantakan, menandakan ia baru sampai dari perjalanan panjang 
Tapi penampilannya yang berantakan tidak sama sekali mengurangi pesona yang melekat pada dirinya
Rambutnya lurus dan putih seputih salju, kulitnya pucat, dan matanya biru sebiru lautan
Penampilannya lebih dari cukup membuat setiap pasang mata yang melihatnya membeku terpesona

Diam-diam, mata Tuan Putri melebar, jantungnya berdegup kencang, dan senyuman lebar mengembang di wajahnya

"""""
Naga pertama telah mati, aku pemuda itu
Naga tersebut tidak kuat menghadapi badai salju yang melanda di bulan-bulan pertama kedatangannya
Naga kedua masih hidup, tapi menderita kecacadan pada sayap kirinya Bongkahan es raksasa jatuh menimpanya saat menyemburkan nafas api di bawah tebing
Dan naga ketiga ditemukan tewas saat perjalanan pulang ke sarangnnya

Naga ketiga adalah yang terkuat, tapi tidak ada yang tahu penyebab kematiannya. Penduduk mengira lagi-lagi badai salju penyebabnya

Pemuda itupun akhirnya memilih tinggal beberapa bulan terlebih dahulu di kerajaan naga sebelum kembali ke tempat asalnya
Dan Ratu memutuskan untuk mengirim naga ke-4 nanti tepat bersamaan dengan kepulangan si pemuda, agar pemuda tersebut tak perlu lagi mengarungi lautan

"""""
Hari berlalu menjadi Minggu lalu Bulan. Tuan Putri tak bisa lagi menahan setiap emosi yang mengucur dari hasrat terdalam ruh-nya. Ia benar-benar telah jatuh cinta pada pemuda Selatan yang bahkan sedikit pun tidak menggubris perasaannya.

Tepat pada malam pesta perpisahan Pemuda Selatan ke wilayahnya, Ratu Es jatuh dari singgahsananya dalam pelukan Tuan Putri. Jasadnya kaku dan dingin, sangat dingin untuk seorang Ratu Naga.
Tarikan napas Tuan Putri menjadi sangat tidak teratur, ini adalah sesuatu yang sangat mustahil. Sesuatu yang tak pernah terlintas sedikitpun dalam pikirannya, bahwa Makhluk Selatan tersebut secara terang-terangan menghujam Ibunya dengan kristal es tepat ke dadanya.

"Maaf, tapi es ku benar-benar tidak cocok dengan api naga kalian. Salah satunya harus dilestarikan dan menurutku sudah saatnya api kalian padam. Naga kalian, siapa yang ingin mendapat giliran mati pertama setelah Ratu kalian yang bijaksana tersebut? Apakah kau wahai Adinda yang termahsyur?"

Ini adalah kesalahan.
Layaknya terompet peperangan dibunyikan, angkasa mengkilap oleh bara semburan ratusan naga yang mengamuk.
Maksudnya, ini benar-benar suatu kesalahan.
Pria ini benar-benar bodoh jika ia berpikir bisa mengalahkan ratusan naga yang mengamuk di sarangnya.

Sungguh ini adalah perang yang sangat sinting. Tuan Putri benar-benar ingin membakar mahkluk biadab tersebut hidup-hidup meski jauh di lubuk hatinya, senyuman pria tersebut telah merobek akal sehatnya sekalipun senyum itu adalah senyuman tersinis dengan aura pembunuh sekalipun. Tuan Putri masih mengagguminnya.

Kau tahu. 1 Bulan adalah waktu yang cukup untuk mempelajari sesuatu. Terlebih jika ini adalah berbulan-bulan. 
Makhluk selatan tersebut tidak sepenuhnya bodoh. Ini merupakan rencananya yang telah dirancang jauh sebelum kedatangnnya ke Kerajaan Naga. Bahkan jauh sebelum naga pertama dikirim ke wilayahnya di Selatan.

Kekuatannya adalah anugerah. Dan Naga adalah lawan yang harus dimusnahkannya.

Hitungan detik menjadi sangat lambat. Api telah menjadi lautan yang membara yang menghanguskan, yang menelan segala yang dihadapinya, yang tiba-tiba saja memusnahkan suatu Kerajaan. Api telah tersebar ke seluruh pulau. Sejauh mata memandang benar-benar hanya api. Api yang mengangkasa. Api yang sangat memedihkan mata. Api yang tak kunjung padam, api yang terus menyebur. Api yang berhasil dipancing keluar oleh seonggok kristal es.

Di sisa tenaganya yang mengucur drastis demi menyelamatkan diri. Sekarang adalah gilirannya. Menyembelih makhluk-makhluk bernapas bau yang sedang kelelahan karena terlalu sering menyemburkan api menjadi tahap selanjutnya dalam rencanannya.

Tuan Putri baru berhasil menemukan Pemuda sinting yang ia cintai telah berdiri di atas kepala naga ke-400 yang tumbang berkat sihir Es yang ia gunakan
.
Otakku benar-benar sinting jika masih berpikir dia gagah sekali berdiri di atas jasad naga

Dan tampa ampun, Putri Naga bertempur melawan Pemuda-Es-Sinting-tapi-Mempesona demi sebuah Kerajaan yang telah terbakar, demi sebuah perasaan yang telah dikecewakan, demi sebuah kepercayaan yang telah dikhianati, dan demi sebuah harapan yang telah direnggut.

Kisah ini tidak memberikan akhir yang bahagia. Kisah ini memiliki akhir yang dingin meski sebuah kerajaan baru saja hangus, hitam gosong menyatu dengan tanah. Kerajaan Naga hancur. Hilang. Terbakar oleh napas Para Naga sendiri.
Kepulan asap pekat berbulan-bulan menghantui daratan. Menyesakkan dan tak kunjung redup.

Naga-naga yang sedang menjaga di berbagai wilayah mengamuk. Mereka kehilangan tempat kembali, kehilangan pemimpin, dan tersesat.
Mereka tidak lagi bersahabat dengan manusia, tidak lagi menjadi penjaga yang hangat. Tapi lawan yang sangat panas.

Pemuda tersebut entahlah. 

Tuan Putri
Sendirian
Melewati hari-hari yang berlalu
Sepi tanpa keriangan lagi
Tanpa kehangatan lagi



Ceritanya ada nyambungnya sama Dingin, Gelap, dan Panas.

0 komentar:

Posting Komentar