Sebatas
Rasa
Oleh: Lukman Arrahim
Alif terlahir sebagai anak yang miskin. Orang tuanya sibuk menghabiskan waktu
berbisnis di negri orang. Dia miskin, melarat hati. Dia hidup sendiri tanpa
saudara di Malang, alias nge-kost. Seperti banyak orang kesepian lainnya, dia
tak pernah berhenti mencari perhatian dari orang-orang di sekelilingnya.
Sekalipun itu sangat gak baik, seperti kentut sembarangan di kantin. Jika sudah
begitu, dia benar-benar jadi pusat perhatian. Luar biasa.
Tapi dia bukan seorang yang dikucilkan di kelasnya, teman-temannya tidak
keberatan untuk berteman dengannya. Bercanda bersama dan nggak jarang dia
menraktir makan temen-temenya, walau demikian hatinya tetap saja melarat dalam
kesepian. Kadang jika hatinya sedang busuk, temannya yang kurang beruntung
bisa ditemukan dalam keadaan baju compang-camping dan tanpa celana. Bisa
dipastikan selanjutnya dia akan berada di ruang tatib (tata tertib).
Angin segar apa yang menghembus merdu
saat itu, di ruang tatib Alif bertemu siswi yang tampak asing di
sekolahnya, dia siswi baru…. dan dia cantik. Memang tidak elegant ketika
bertemu lawan jenis pertama kali dengan keadaan dihukum. Alif lemas, matanya
membelalak, kakinya gemetar, keningnya berkeringat. Ternyata Alif sedang
push-up.
Seperti biasa, guru kesayangan Alif
sedang mengeksekusi Alif. Pak NS, begitu panggilannya, satu hal yang membuatnya
terkenal dan mudah ingat di sekolah adalah: jenggot trapesium lebat-nya. “Kamu
mau dihukum apalagi ? Nggak kapok-kapok hah?.” Dengan aksen dan nada tinggi
khas buatanya sendiri Pak NS membentak.
Alif diam, raut mukannya justru sedikit demi sedikit membentuk senyuman,
pandangan matanya jauh menghilang dari alam. Barusan saja siswi-baru-pindahan
itu tersenyum kepada Alif, bisa ditebak senyuman itu tercipta karena
kegeblekan Alif yang bolak-balik dihukum dan kena marah guru, sebelum akhirnya
siswi-baru-pindahan itu beranjak pergi dari ruang tatib bersama seorang yang
lebih dewasa, mungkin ibunya.
“Woi jawab !! nggak punya mulut? kamu nggak bosan dipanggil
dihukum terus. Untung aja bapakmu itu temen baiknya kepsek!”
“…….” Alif masih diam. Kepalanya terbentur jauh senyuman gadis pindahan baru itu.
“WOOIII, JAWAB ?”
Kaget, “hah, tadi ngomong apa
pak?” kemudian Pak NS cukur jenggot.
’’’’’’’’
Setelah mendapat ceramahan dari beberapa guru lainnya Alif diizinkan kembali ke
kelas. Sambil membawa titipan surat dari penjaga di ruang tatib untuk diberikan
ke kelas sebelas IPS 1 Alif mampir dulu di toilet untuk melepas beban mineral
berlebihnya, lalu akhirnya lanjut ke kelas yang dituju untuk menyampaikan
amanat. And what the fantastic moment happened. Setelah memberikan surat izin
itu, sambil celingukan, mata Alif menemukan sosok penuh pesona yang ia temui di
ruang tatib tadi. Bukan, sosok itu bukan Pak NS, sosok itu siswi-pindahan-baru
tadi.
Siswi itu membalas tatapan Alif, mata mereka bertemu. Kali ini ekspresi muka si
siswi baru itu seperti kaget dengan sedikit menganga. Mungkin di batin si
siswi baru itu seperti, “hah?, masak iya aku sekelas sama anak gak jelas ini?”
“Mau ngapain lagi le ?” teguran guru di kelas itu membuyarkan segalanya. Alif
keluar kelas dengan sedikit curi-curi pandang pada si siswi baru itu. Mungkin
saat ini si siswi-baru-pindahan itu menarik nafas panjang karena lega tidak
sekelas dengan Alif. Kemudian Alif kembali ke kelas asal. Sepuluh IPA 7.
Gitu-gitu Alif otaknya lumayan encer juga jadi anak ipa.
“””””
Keesokan harinya sebelum
malam menelan bintang. Alif mengayuh sepeda pancalnya ke mini market terdekat.
Seperti biasa, tiap 5 hari sekali dia membeli bahan-bahan untuk dimasaknya
sendiri di kost-annya. Dari segala kepayahan dirinya. Dia memiliki satu bakat
yang sangat membantu hidupnya. Gara-gara sering ditinggal sendiri di rumahnya
yang dulu tanpa pembantu. Alif sering nekat masak makanannya sendiri. Tapi
setelah berulang kali mencoba dan belajar dari youtube. Masakannya kini selalu
mantab disantap, mungkin chef Juna juga gak akan rela mengucap “sampah” pada
masakan Alif.
Malam itu Tuhan
benar-benar sayang pada Alif. Ketika di mini market langganannya Alif tanpa
sengaja bertemu siswi-baru-pindahan itu di sini. Layaknya FTV, ketika si
siswi-baru-pindahan itu memegang deodorant yang ingin dibelinya Alif tanpa
sengaja menabraknya, dan jatuhlah si deodorant. Berniat meminta maaf dengan
mengambilkan deodorant itu, tangan mereka justru bertemu dalam sentuhan lembut.
Alif menghadap mencoba menatap wajah si calon pembeli deodorant. Begitu juga si
calon pembeli deodorant yang ternyata siswi-baru-pindahan itu. Kemudian mereka
saling menatap diiringi perasaan kaget masing-masing. Tiba-tiba jantung Alif
berdetak kencang saking senangnya ia tak sadar telah membuka tutup deodorant
dan mengoleskannya di sekujur lehernya. Ya enggaklah.
Singkat cerita meraka berkenalan, Alif mendapatkan nomer telepon, pin bbm, dan
ukuran Brest House (yang ini ngawur :v ) Si Ayu, iya gadis cantik itu bernama
Ayu. Malam itu dunia mengehendaki kehangatan di sisi kedua insan ini. Mereka
mulai bercakap-cakap sambil menunggu antrean di kasir, “Jadi kamu masak
makananmu sendiri? Hebat dong, pasti enak.” Heran Ayu setelah tahu kalau
makhluk macam Alif ternyata bisa masak. “Masih belajar, hehe. Kapan-kapan aku
masakin deh.” Ayu tersenyum dan mengangguk. Kembali, senyuman itu benar-benar
membuat mental biadab Alif melemah.
Setelah keluar dari mini market mereka masih lanjut berbincang,
“kesini sendirian, rumah
kamu di mana?” Alif mulai modus. “Iya hehe, deket-deket sini kok.”
“aku anter pulang yuk !”
Alif mulai berani
“nggak usah deh, rumahku deket kok.”
“nggak enak masa’ cewek
pulang sendiri malem-malem.”
“yaudah deh terserah.”
Usaha Alif berhasil. Lucky Boy, Lucky Alif.
“””””””
Hari
berganti hari, Alif semakin menunjukkan kedekatan dan ketertarikannya pada Si
Ayu. Alif sering menemui Ayu di depan kelasnya. Walau dengan badan bergetar
Alif tetap memberanikan diri untuk bisa lebih dekat dengan Ayu, gadis dengan
senyuman penuh keajaiban. Waktu dimana Alif benar-benar merasa nyaman saat
bersamanya.
Ketika malam Alif juga tidak pernah lupa mengirim
bbm kepada Ayu. Sampai tiba suatu malam percakapan di bbm,
Alif
: …waktu pertama kali ketemu di tatib itu ibu kamu yah?
Ayu
: *masih mengetik* oh itu tante aku. Ibu aku uda ‘gaada’
Alif
: oh maaf, aku gak ngerti. Terus kamu tinggal di
Malang sama sapa?
Ayu
: ya sama tanteku itu, sama sepupu hehe.
Alif
: emang ayah kamu kemana?
Ayu : dia
dinas di Papua, tentara. Uda lama gak ketemu. Jadi kangen
*Alif diem, dia gakbisa
bales chat dari Ayu, dadanya sesak terasa batu besar menghantam dadanya.
Ayu
: eh maaf, aku jadi curhat yah.
Alif
: Nggak papa, aku kaget aja kamu bisa kuat banget
Setelah sms itu, Alif
berbaring di ranjang kost-kost an nya. Tatapannya kosong, masih dengan dada
yang sesak. Dia benar-benar gak habis pikir, gadis cantik dengan senyum menawan
idamannya itu ternyata memiliki segudang kesedihan dan kepedihan yang berat banget.
Mungkin kesepian yang Alif rasain gak ada apa-apanya dengan yang Ayu rasakan
sekarang. Tapi jiwanya tetap tegar dan kuat, gadis itu selalu bersyukur dan
tetap tersenyum dengan yang ia hadapi. Kali ini Alif benar-benar merasa sangat
bodoh, sombong dan kufur akan segala nikmat yang ia dapatkan.
Kemudian Alif bangun
dari tidurnya, mengambil air wudhu dan menjalankan sholat. Air matanya mengalir
di pipinya.
Malam itu Alif membuka
lembaran baru.
“””””””
Sejak saat itu Alif
sudah jarang telat masuk sekolah, Alif juga sudah tidak pernah kentut sembarang
di tempat umum, karena setelah dia mencium bau kentutnya sendiri dia jadi tidak
tega dengan orang-orang yang mencium bau kentutnya. Alif bahkan sudah jarang
ngobrol dengan Pak NS di ruang tatib. Teman-temannya menyambut positif
perubahan sifat Alif. Semuanya menjadi merasa lebih aman.
Alif juga jadi sering
menguhubungi lebih dulu orang tuanya, bukan karena ngabarin kalau minta uang
jajan tambahan bukan, tapi dari hati ia benar-benar menyesal dan merindukan
orang tuannya yang bekerja keras menghidupi anak satu-satunya itu. Melalu skype
mereka bertemu kangen walau tampilan wajah kedua orang tuannya di layar laptop
itu masih kurang untuk mengurangi rasa kangennya, tapi itu cukup untuk tau
bahwa dua orang yang paling berharganya itu dalam keadaan sehat jauh di negri
sana.
Dan setidaknya ia jadi
sadar, masih banyak orang yang kurang beruntung jauh di bawahnya. Perasaan itu
benar-benar membuatnya sadar. Rasa yang tidak bisa kau temukan di makanan lezat
apapun.
Mereka menyebut rasa itu
cinta.
Cinta yang mempesona
Menghaluskan yang kasar
Menjinakkan yang liar
Mewarnai yang hambar
Digandeng kasih sayang
penuh harapan
Datang tenang berlapis
kehangatan
Darinya tercipta
Padanya mencipta
Alif juga sadar, dia gak
sendirian. Masih ada temen-temen nya, masih ada Pak NS dan guru-guru lainnya,
masih ada pelayan mini market langganannya, masih ada Ayu, dan dia masih
memiliki kedua orang tua tercintanya.
Jelas gaada alasan untuk
merasa sendiri di dunia ini baginya. Gak ada alasan untuk larut dalam kesedihan
dan kerinduan mencekam. Masih banyak hal berguna yang bisa dilakukan. Bukankah
orang tua kita membiayai kita sekolah agar menjadi sukses dengan menggapai
impian kita. Sudah jadi tugas kita membalas budi pada orang tua dengan buat
mereka bangga sama hasil belajar kita di sekolah. Begitu.
SELESAI
0 komentar:
Posting Komentar