sumber gambar : http://momentumbooks.com.au/blog_tag/stories/ |
Orang yang sedang ujian identik dengan SKS, sistem kebut semalam. Jadi pagi-pagi biasanya matanya berat, kantungnya tebel, rambutnya nggak basah, dsbg. Tapi jelas nggak semuanya begitu. Ngomong-ngomong tentang ujian juga, beberapa saat lalu UN SMA, SMP, dan SD uda selesai. Tinggal adek-adek kelasnya yang ngelanjutin perjuangan untuk UKK (Ujian Kenaikan Sekolah), padahal sekolah saya uda selesai UKK, sekolah lain aja belum.
Tapi bukan itu yang jadi topik tulisan ini, sesuai judul saya gak akan bahas tentang sistem pendidikan di negara kita Indonesia tercinta. Tapi mau cerita-cerita tentang macem-macem jenis anak yang ikut ujian. Langsung aja, ni dibaca sapa tau cocok :
1. Penikmat
Seorang penikmat seorang yang khitmat menghitamkan jawaban di lembar LJK. Pikirannya matang sehabis dimasak sejak masuk sekolah, pulangnya ada les di bimbel, sampai rumah dapet tambahan dari guru privat, besoknya gitu lagi.
Seorang penikmat jarang sekali tolah-toleh, sedikit mikir langsung ketemu jawabannya, dan kebanyakan sisa waktu ujian diisi untuk mengoreksi jawaban-jawabannya. Penikmat adalah bandar jawaban yang siap diecerkan. Kalau satu kelas jawabanya sama semua, itu adalah jawaban si penikmat yang dikloningin sama temen-temen biadabnya.
Walaupun tampak sempurna, tipe ini tidak sesempurna kata "sempurna" sebelumnya. Yang sering terasa seperti waktu ditanya " Kamu uda belajar belum, materinya uda paham gak?" Jawabnya "Belum". Besok-besok pas rapotan nilainya A semua, Aaalpuket emang ni orang --".
Dan gak jarang walau sudah belajar banting buku pelajaran, ada saat penikmat membutuhkan jawaban dari teman untuk mengoreksi, nyontek juga bukan hal yang mustahil. Ini Indonesia men. #Halah
2. Pemain
Tipe paling santai, percaya diri, tapi berpura-pura menikmati. Ngomong belajar, buka buku aja uda keringetan. Seorang pemain tidak terlalu menghiraukan amunisi apa saja yang diperlukan untuk menghadapi ujian. Kalau di dalam kelas duduknya nyantai, badan gak bisa diem, suka main-main sendiri gak jelas, ada bulpoin, bulpoinnya diputer-puter, ada penghapus, penghapusnya dilempar-lempar, ada pengawas, pengawasnya dihipnotis (ga bener :D). Lirikan matanya adalah kekuatan utamanya.
Selain "pemain" nama yang suka dipakai orang-orang adalah : bom waktu. 10 menit pertama sampai 10 menit terakhir LJK masih sepi. Setelah hasil lirikannya pada seisi kelas didraft dan diolah dalam sebuah sajian yang matang, barulah saat menit-menit krusial ini kekuatan alaminya terpakai dengan optimal (iye nyontek, ribet amat ngomongnya). Toh apabila lirikan dirasa terlalu sengit lawan pelototan pengawas killer, pemain tak pernah gusar dan kehabisan akal, banyak teori konspirasi ciptaanya yang siap diaplikasikan untuk memperapat celah-celah kosong pada LJK, selain cuman bisa ngisi identitas siswa dengan bener :)
Ini tipe yang denger kata "LULUS" atau "NAIK KELAS" aja uda gembira bahagia sentosa. Nilai?urusan belakang mah.
3. Pendiam
Dari penamaannya uda ketebak. Kadang saya sendiri lihat tipe beginian sampek bingung, "itu mikir apa nunggu wangsit?" "itu nunggu wangsit apa nunggu ditembak?"
Mungkin dia ngantuk semalem abis belajar sampek ketiduran jam 8 malem :)
Mungkin.
Pendiem ini emang sukanya diem. Diem...diem..diem.. eeh kepecirit.
Pendiem sebenernya anaknya pinter cuman diem aja biar keliatan ga tau apa-apa, akhirnya gaada temenya yang mau nyontek ke dia. Jawaban, jawaban dia nilai masa dibagi-bagi. Gitu. Mungkin.
4. Pengawas
Kok pengawas ikut?
Blog blog sapa, artikel artikel sapa. Wek :p
Jadi, walau kelihatannya pekerjaan sepele dimata peserta ujian. Tapi ketahuilah, pengawas sebenarnya juga sedang menjalani ujiannya sendiri. Saat semua siswa nampak mengerjakan ujian dengan tertib dan baik, apa yang harus dilakukan pengawas? mencari-cari kesalahan peserta. Tidak. Ketika tampak peserta berbisik dan gaduh, kalian pikir apa yang dipikirkan oleh si pengawas? dia takut, takut untuk suudzon akan perbuatan kalian, dia tetap berusaha untuk positif thinking "ah mungkin cuman halusinasi saya" "ah mungkin dia kehilangan penghapusnya" "ah mungkin saya salah lihat" betapa kita berharap punya pengawas seperti barusan.
Dengan ketegangan dan suasana yang mencekam yang mengganggu pikirannya dia tetap berusaha menjaga, mengawasi, melirik, bahkan melotot demi kelancaran jalannya ujian. Melawan rasa kantuk demi tidak kecolongan oleh perbuatan peserta nakal. Emang dipikir duduk diem di kursi cuman liat-liat muka muridnya berjam-jam gak ngantuk apa? dikasih materi sama guru aja ngantuk.
Saya bersyukur Kota Malang sejak zaman saya SD ujiannya jujur-jujur gak pernah kejadian sekolah kerja sama dengan pengawas untuk membocorkan jawaban ke murid-murid cuman demi nilai, cuman demi nilai yang bagus dan nama baik sekolah, yaelah.
Semua memang didasari oleh kesadaran masing-masing yang diaplikasikan oleh bersama, demi terciptanya generasi penerus bangsa yang nggak cuman pinter, cerdas, dan baik. Tapi yang paling penting emang "jujur".
Emang berat, apalagi sampek kurikulum 2013 aja masih gini-gini aja, ngejar sikap sih iya nomer satu. Tapi mau raport bagus ya kembali lagi tetep ke nilai (kebawa suasana sampek bahas kurikulum, duh ^^). Bingung, gausah bingung. Yang penting belajar yang rajin, kejar passion kamu, pahami, kuasai dan berkaryalah bersamanya. Membawa Indonesia ke puncak lalu menancapkannya dengan keras hingga kokoh berdiri sampai tak ada satupun bangsa lain yang mampu mencabutnya. Merdeka !
Nah tu, uda kehabisan materi. Jadi kalian tipe yang mana?
Pendiem sebenernya anaknya pinter cuman diem aja biar keliatan ga tau apa-apa, akhirnya gaada temenya yang mau nyontek ke dia. Jawaban, jawaban dia nilai masa dibagi-bagi. Gitu. Mungkin.
4. Pengawas
Kok pengawas ikut?
Blog blog sapa, artikel artikel sapa. Wek :p
Jadi, walau kelihatannya pekerjaan sepele dimata peserta ujian. Tapi ketahuilah, pengawas sebenarnya juga sedang menjalani ujiannya sendiri. Saat semua siswa nampak mengerjakan ujian dengan tertib dan baik, apa yang harus dilakukan pengawas? mencari-cari kesalahan peserta. Tidak. Ketika tampak peserta berbisik dan gaduh, kalian pikir apa yang dipikirkan oleh si pengawas? dia takut, takut untuk suudzon akan perbuatan kalian, dia tetap berusaha untuk positif thinking "ah mungkin cuman halusinasi saya" "ah mungkin dia kehilangan penghapusnya" "ah mungkin saya salah lihat" betapa kita berharap punya pengawas seperti barusan.
Dengan ketegangan dan suasana yang mencekam yang mengganggu pikirannya dia tetap berusaha menjaga, mengawasi, melirik, bahkan melotot demi kelancaran jalannya ujian. Melawan rasa kantuk demi tidak kecolongan oleh perbuatan peserta nakal. Emang dipikir duduk diem di kursi cuman liat-liat muka muridnya berjam-jam gak ngantuk apa? dikasih materi sama guru aja ngantuk.
Saya bersyukur Kota Malang sejak zaman saya SD ujiannya jujur-jujur gak pernah kejadian sekolah kerja sama dengan pengawas untuk membocorkan jawaban ke murid-murid cuman demi nilai, cuman demi nilai yang bagus dan nama baik sekolah, yaelah.
Semua memang didasari oleh kesadaran masing-masing yang diaplikasikan oleh bersama, demi terciptanya generasi penerus bangsa yang nggak cuman pinter, cerdas, dan baik. Tapi yang paling penting emang "jujur".
Emang berat, apalagi sampek kurikulum 2013 aja masih gini-gini aja, ngejar sikap sih iya nomer satu. Tapi mau raport bagus ya kembali lagi tetep ke nilai (kebawa suasana sampek bahas kurikulum, duh ^^). Bingung, gausah bingung. Yang penting belajar yang rajin, kejar passion kamu, pahami, kuasai dan berkaryalah bersamanya. Membawa Indonesia ke puncak lalu menancapkannya dengan keras hingga kokoh berdiri sampai tak ada satupun bangsa lain yang mampu mencabutnya. Merdeka !
Nah tu, uda kehabisan materi. Jadi kalian tipe yang mana?
Tipe nomer 5 bro, pengawas. Yang kerjaannya diem ngawasin temen yang lagi contekan trus cari tau nomer berapa yang ditanyain dan jawabannya apa wkwk
BalasHapusitu ambil-ambil kesempatan, cukup efektif =))
BalasHapusyang nomor 2 keren.
BalasHapusBlogwalking:)---------------> pammadistro.blogspot.com